Cemooh Pasir atas denanshor


denanshor
bisa-bisanya kau terus membusungkan dada?
bisa-bisanya kau selalu mendongakkan kepala?

denanshor
apa hanya gara-gara sajadahmu yang lusuh
kau jadi bangga?
apa cuma karena tasbihmu yang rapuh
kau merasa paripurna?
apa sebatas berkat ibadahmu
kau berlagak suci dari segala hina?

padahal,
kau sekadar seonggok tubuh ringkih
yang selalu bertingkah sok lebih
kau semata sesosok berlumur kemih
yang membuat siapapun mual, cih!

wahai denanshor!
coba bandingkan dirimu dengan diriku
yang hanya hamparan butir-butir pasir
yang selalu kau injak-injak
saat kau bergumul mesra dengan kekasihmu
yang selalu kau sebut dan kambinghitamkan
atas semua dosamu

tahukah kau bahwa aku
tiada henti merapal nama Tuhan?
kala kau terlena dalam kelangenan setan
ingatkah kau bahwa aku
adalah sandaran?
ketika kau berurai airmata
inginkan setangkup pengampunan
sadarkah kau bahwa aku
adalah tumpuan?
tatkala kau coba menggapai
setitik Cinta-Nya di pangkuan rembulan

denanshor
kau bukanlah apa-apa
juga bukan siapa-siapa
bukankah kau nihil dalam perbuatan
dan gagah di antara kata-kata belaka?

Gubuk Hati, 13 Rabiul Awal 2010
Madura
Tambahkan Komentar

0 comments