Neng Neng Nong Neng

http://www.youtube.com
Malam itu, saya terbangun gara-gara suara gaduh yang terdengar dari ruang ngumpul keluarga. Saat keluar dari kamar dan melongok dari balik pintu, rupanya adik dan seorang karyawannya sedang riuh nobar tayangan Indonesian Idol dengan volume televisi yang cukup nyaring. Karena ingin tahu apa gerangan yang membuat nobar itu tampak seru, lantas saya ikut bergabung di antara mereka.

Ketika saya ikut nimbrung, tayangan yang sudah ndak asing lagi bagi sekalian penggemar hiburan layar kaca itu memasuki jedah sela yang akan diisi penampilan oleh salah seorang jurinya, Ahmad Dhani, bersama grup band Triad besutannya. Tapi rasa penasaran dalam benak ini belum terpuaskan, sebab kuping telah lumayan familiar dengan kebanyakan lagu bawaannya.

Baru saat host acara, Daniel, menuturkan bahwa musisi papan atas di belantika musik tanah air itu akan menyanyikan lagu anyar, saya mulai tergugah untuk lanjut menyaksikannya. Daniel juga mengungkapkan, lagu yang akan dipersembahkan kepada pemirsa tersebut adalah buah inspirasi M Ridho, salah seorang pengikut Indonesian Idol yang gagal terpilih. Mata saya perlahan menjadi berbinar.

Saya pun lantas khusyu menontonnya. Perasaan bertambah tertarik, lebih-lebih setelah mendengar penuturan Daniel bahwa lagu ciptaan pemuda sederhana asal Garut itu, berjudul ”Neng Neng Nong Neng” yang menurut saya unik banget. Dan sewaktu dilantunkan oleh pentolan Dewa19 bareng kelompok musik bikinannya, tentu dengan gubahan instrumennya di sana-sini, taste lagu tersebut memang tokcer bagi saya yang hanya sebagai penikmat musik.

Lebih menarik lagi, RCTI menayangkan pula sejumlah cuplikan momen saat Ridho, sapaan akrab si pencetus lagu itu, selama masih berkesempatan tampil pada audisi pertama untuk memperebutkan tiket sebagai kontestan guna beradu kemampuan vokal di panggung acara tersebut. Pemuda yang berasal dari keluarga sederhana itu pun melantunkannya dengan kemampuan yang terkesan begitu polos. Lirik dan iringan gitar akustiknya juga ndak kalah apa adanya. Jelas saja, bila kemudian Ridho dinyatakan belum layak oleh tiga juri berinisial nama awal sama yang sudah cukup makan garam di jagat permusikan. Yakni Ahmad Dhani sendiri, Anang Hermansyah, dan Agnes Monica.

Gimana lagu saya? Lumayan ancur atau gimana gitu?” tutur Ridho setelah membawakan lagunya kala itu. Ketiga juri tercekat dengan mimik wajah yang surprised, bukan lantaran terpesona oleh penampilan Ridho layaknya penyanyi beneran, namun mereka tampaknya bingung untuk memberikan penilaian maupun sekadar berkomentar hehehe... Dalam beberapa saat para juri terdiam. Hanya, selanjutnya Dhani spontan mengajukan penawaran hendak membeli lagu tersebut sehingga membuat Ridho pada mulanya terheran-heran. Hingga akhirnya deal seharga Rp 5 juta dan lagu tersebut disenandungkan perdana oleh Dhani malam itu.

Nah, cuplikan momen inilah yang membikin saya cukup berkesan. Pada titik ini pula saya bisa memetik hikmah. Bolehlah sebagian orang beranggapan, inisiatif Dhani itu hanya untuk mencari sensasi. Terlebih musisi yang satu ini memang telanjur dicap sering kontroversial, baik lagu maupun geliat perform-nya dalam berbagai kesempatan di televisi selama ini. Tapi, rasanya juga patut mengapresiasi keputusannya yang menyambut karya orang biasa seperti Ridho yang mungkin bagi musisi kawakan lain hanya sebuah curahan imajinasi ecek-ecek.

Apresiasi bos rumah produksi musik Republik Cinta Management itu pun menyiratkan kecerdasannya dalam mencerna karya yang prospektif seandainya diracik kembali secara ciamik. Tanpa bermaksud melebih-lebihkan musisi asal Surabaya tersebut, sikapnya yang menyisakan peluang bagi Ridho manakala nyaris mengalami kebuntuan demi mewujudkan impiannya, merupakan penghargaan tersendiri sekaligus cermin bagaimana seharusnya public figure yang sudah punya nama besar menghargai respon penggemar atau pun curahan imajinasi kalangan bawah yang kerap dipandang sebelah mata.

Di sisi lain, pelajaran yang bisa diambil, kiranya ndak selamanya kesederhanaan mencerminkan keterbatasan. Begitu pula karya apapun yang tampak picisan biasanya justru akan booming manakala sudah menemu titik momentumnya di kemudian hari. Kendati orang-orang awalnya mempertanyakan: apa bagus atau enaknya lagu itu? Termasuk buah pemikiran dalam bentuk lainnya. Sebab, karya yang apik biasanya mengendapkan sensasi yang berbeda mungkin pula agak nyeleneh, simpel, dan apa adanya lho.

Pada gilirannya, pilihan Dhani demikian bukan mustahil akan mutual baginya. Ridho juga bisa menikmati popularitas walau mungkin ndak berlangsung lama dan pendaftar Indonesian Idol itu urung menjadi kontestan pada tahap seleksi berikutnya. Menurutnya, bisa muncul dalam siaran layar kaca secara positif saja merupakan berkah yang luar biasa. Itulah wujud syukur yang sering terlupakan oleh banyak orang ketika sudah larut dalam ambisi menggapai impian. Tos buat Ridho, salut buat Dhani! Semoga makin banyak hikmah yang bisa diunduh oleh khalayak luas dari tontonan semacam Indonesian Idol, bukan sebatas mengiming-iming pencerahan secara instan dengan embel-embel komersil. Bagaimana menurut sampean?
Tambahkan Komentar

4 comments