Malaikat itu Bencong?


ADIK misanan saya yang satu ini memang rada beda. Sejak kecil ia suka bertanya ketika diajari pengetahuan apapun, terlebih pembelajaran yang menggugah rasa ingin tahunya.

Paman dan bibi sering dibikin kewalahan meladeni anak lelaki bungsunya ini. Rasanya, siapapun juga bakal kelimpungan dicecar serentengan pertanyaannya yang kadang menggelikan. Apalagi, saat harus memberinya jawaban yang sesuai karakter bocah sebayanya. Dan kebiasaan tersebut berlanjut hingga ia menginjak usia sekolah oalaaah...

Ketika ia baru kelas dua Sekolah Dasar, suatu hari ia pernah tergopoh-gopoh pulang dari sekolah. Waktu itu, kebetulan saya menyambangi bibi. Setiba di rumah, ia menggeletakkan tasnya begitu saja dekat pintu sambil melepas sepatunya. Usai ia menyalami saya, tanpa dinyana lalu ia curpik (curahan pikiran) kepada saya tentang materi pelajaran yang telah diterimanya sambil pasang muka ciyus.

Mas, kata bu ustadzah tadi, malaikat itu bukan laki-laki dan bukan perempuan. Benar ta, Mas?” tanyanya sembari menatap saya lekat-lekat.
”Iya benar dik, memang kenapa?” balas saya.
”Kalau malaikat itu bukan laki-laki dan bukan perempuan, berarti malaikat itu bencong dong, Mas?” kejarnya dengan mimik benar-benar ingin tahu.

Saya langsung ndak kuasa menahan geli mendengarkannya. Walaupun bila dipikir-pikir serasa masuk akal untuk mempertanyakan demikian. Air wedang kopi hot di bibir saya, hampir menciprat ke baju kikikikikikkk...
Tambahkan Komentar

0 comments