Imlek dan Tahun Baru Islam


PERAYAAN Imlek tahun ini bisa dibilang istimewa. Sebab, waktunya hampir berbarengan dengan pergantian tahun baru Hijriyah yang hanya selisih sehari kemudian. Momentum seperti itu seharusnya dapat dimanfaatkan untuk saling memagut kemesraan antarsaudara yang berbeda “asal-usul” maupun keyakinan agamanya.


Memang, merajut harmoni lintas etnis dan lintas agama sejatinya tidak hanya menunggu peringatan hari raya agama yang jatuh bersamaan atau bersusulan. Melainkan, kerukunan antaretnis dan umat agama itu mesti senantiasa dipupuk di luar konteks perayaan hari besar agama.

Namun, perayaan Imlek dan Tahun Baru Islam kali ini diharapkan menjadi ajang untuk saling menggugah kesadaran, baik bagi saudara kaum Tionghoa dan muslim maupun umat lain. Apa pun bentuk ikatan primordialisme, konservatisme, ataupun fanatisme etnik dan religi semata adalah pandangan picik yang amat usang dalam membangun peradaban bangsa yang lebih mencerahkan di masa depan.

Karena itu, akan terasa menyejukkan bila sedulur Tionghoa dan muslim saling menyampaikan ucapan Gong Xi Fat Choi 2556 dan Selamat Tahun Baru Sura 1426 H.

* Dimuat di kolom "Gagasan" Harian Jawa Pos, 10 Februari 2005
Tambahkan Komentar

0 comments