Risalah Jiwa untuk Boomberman


WAHAI saudaraku, di mana pun kau dan pengikutmu berada! Mungkin sekarang kau sedang bersenang setelah aksimu melancarkan teror bom Bali II yang tidak berperikemanusiaan itu berhasil membuat banyak pihak, terutama para keluarga korban, menitikkan airmata.

Aku ucapkan, “Selamat!” jika itu memang kau anggap sebuah kesenangan yang amat tidak menghargai selembar nyawa sesama makhluk Tuhan. Sesama gembala yang sama-sama ingin mereguk segarnya merumput di lembah milik-Nya.

Namun, ketahuilah saudaraku! Sampai kapan pun nafsu ammarah seperti itu takkan pernah kian mengukuhkan langkahmu menapak jalan (agama) Tuhan. Sebab, Tuhan telah mengatakan sendiri pada hatimu yang gulana itu bahwa harga selembar nyawa semahal kelangsungan hidup seluruh manusia.

Lalu bagaimana bisa kau tetap bersikeras melampiaskannya dengan mengacungkan nama Tuhan? Bukankah Tuhan tak memerlukan pembelaanmu? Bukankah kau belum tentu mampu membela kekhilafanmu sendiri di hadapan-Nya?

Maka, segera sudahi saja aksimu! Urungkan saja niatmu untuk melakukan aksi serupa itu! Belum cukupkah penderitaan korban silam yang berkepanjangan kini. Masih banyak hal terbaik yang bisa dilakukan demi tegaknya hidup penuh damai, adil, dan sejahtera. Itu pun jika jiwamu sungguh selalu merindukan kehadiran Tuhan sepanjang masa.

* Dimuat di kolom "Gagasan" Harian Jawa Pos, 14 Oktober 2005
Tambahkan Komentar

0 comments